1. Cara-cara menentukan ukuran partikel.
Ukuran sebuah
partikel dapat disebutkan dengan beberapa istilah.
Contoh :
a. Partikel berbentuk bola, dimensi ukuran yang penting
antara lain: D, Volume, luas permukaan.
b. Partikel berbentuk kubus, dimensinya panjang, volum,
luas permukaan.
Beberapa cara
untuk menentukan ukuran partikel (yang dilakukan di laboratorium) disajikan di
chapter 3 Brown, dan chapter 20 Perry, 7th ed.
Cara-cara itu
antara lain:
A. mikroskop,
untuk partikel berukuran sekitar 1 μm = 0,001 mm.
B. screening: melewatkan bahan melalui ayakan seri (
sieve shaker) yang mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil. Setiap
pemisahan padatan berdasarkan ukuran diperlukan pengayakan. Standar screen
mampu mengukur partikel dari 76 mm sampai dengan 38 μm.
Operasi
screening dilakukan dengan jalan melewatkan material pada suatu permukaan yang
banyak lubang atau openings dengan ukuran yang sesuai. Ditinjau sebuah ayakan :
Fraksi oversize = fraksi padatan yang tertahan ayakan.
Fraksi undersize = fraksi padatan yang lolos ayakan.
Jika ayakan
lebih dari 2 ayakan yang berbeda ukuran lubangnya, maka akan diperoleh fraksi
fraksi padatan dengan ukuran padatan sesuai dengan ukuran lubang ayakan.
C. Sedimentasi (fluida diam, zat padat mengendap
dengan gaya gravitasi).
Teori gerak
partikel dalam fluida mengatakan bahwa partikel berukuran kecil yang jatuh alam
fluida, pada suatu kecepatan tertentu adalah setara dengan ukuran partikelnya.
·
Sampel dalam slurry idendapkan, Pada beberapa ketinggian tertentu diambil
cuplikan (dengan pipet),
·
Masing-masing dipanaskan agar kering, kemudian ditimbang,
·
Selanjutnya dievaluasi konsentrasinya sebagai fungsi waktu.
D. Elutriasi : aliran fluida ke atas dengan kecepatan
tetap, sehingga butiran dengan ukuran tertentu terbawa ke atas, sedangkan
ukuran yang lebih besar sebagai hasil bawah.
Contoh elutriasi :
·
pemisahan campuran silika dan galena menggunakan air.
·
Campuran silika dan galena mempunyai ukuran yang sama yaitu 1 cm.
Diketahui:
a. galena masih
tetap mengendap pada kecepatan air 13 ft/s.
b. Butir silika
pada ukuran yang sama tetap mengendap pada kecepatan air 7 ft/s.
Jika operasi
dilakukan pada kecepatan air lebih kecil 13 ft/s dan lebih besar dari 7 ft/s,
maka semua silika sebagai hasil atas, dan galena sebagai hasil bawah.
E. Sentrifugasi, seperti sedimentasi, tetapi zat padat
diendapkan dengan gaya sentrifugal (memutar dan turun).
2. Analisis data ukuran partikel menggunakan screen
shaker.
Ø
Penyajian data distribusi ukuran suatu campuran (particle size
distribution),
Ø
Average particle size.
Screen aperture (lubang ayakan)
Lubang pada
ayakan dapat dibuat dari rangkaian anyaman kawat atau dari plat yang dilubangi.
Untuk ukuran lubang yang berbeda, digunakan diameter
kawat yang berbeda pula.
Mesh : jumlah lubang dalam 1 inchi linear.
Contoh : ayakan 10 mesh, artinya sepanjang 1 inch
terdapat 10 lubang dan kawatnya.
Maka:
Jarak antar
pusat kawat yang satu dengan kawat berikutnya = 1/10 =0,1 in.
Aperture = 0,1 –
(diameter kawat) in.
Dari table Tyler screen, untuk 10 mesh ternyata
diameter kawat = 0,035 in, maka Aperture = 0,1 – 0,035 = 0,05 in.
Interval ayakan.
Jika interval ayakan yang dipilih sbb.: 1, 2, 3,..., 8, 9, 10 in, maka
interval ini mempunyai kelemahan :
a.
antara 1 dan 2 in : perbedaan ukurannya terlalu besar.
b.
Antara 9 dan 10 in : secara praktek, ukuran dengan kisaran ini hampir sama
c.
Untuk partikel berukuran di bawah 1 in sampai 1 mikron akan terdapat dalam
satu fraksi.
Saat ini, telah
ada standard screen yang digunakan untuk menganalisis distribusi ukuran
partikel dari suatu campuran, yaitu mempunyai kisaran 3 in sampai dengan 0,0015
in ( atau 76 mm s/d 38 mikron).
Dasar dari interval standard screen ini adalah :
Rasio luas
lubang yang berurutan adalah 2.
Dengan, ayakan A dan B berurutan.
Maka,
Luas lubang ayakan A = 2 (luas lubang ayakan B)
Standar ayakan yang digunakan di USA menggunakan
interval ( TYLER STANDARD SCREEN).
Standar ayakan yang lain : SIEVE SERIES.
Ø
Penyajian data distribusi ukuran suatu campuran (particle size
distribution)
Ditinjau :
sejumlah campuran partikel diayak dalam suatu susunan ayakan, dilaboratorium (
menggunakan sieve shaker):
masing-masing padatan yang diperoleh ditimbang dan
dijumlahkan,
·
setiap ayakan ukuran tertentu dihitung fraksi massa partikel yang lolos atau
fraksi massa yang tertahan dan diameter reratanya,
·
data fraksi massa dan diameter ditabulasikan,
·
data di atas disajikan dalam grafik.
Evaluasi Hasil Analisis Ayakan
Beberapa karakter padatan yang dapat dianalisis dari
data hasil ayakan:
1. average
diamater
Diameter yang jika dikalikan dengan jumlah partikel
akan memberikan jumlah total diameter dalam campuran itu.
Davg x (jumlah partikel) = D total campuran.
2. Average
surface
Surface average x (jumlah partikel) = surface total
3. Average
volume
Volume avg x (jumlah partikel) = surface total
4. Average mass
Mass avg x (jumlah partikel) = massa total
Beberapa dimensi atau ukuran yang digunakan untuk
menyatakan ukuran suatu campuran antara lain:
True Arithmatic Average Diameter (TAAD)
Diameter total = N1.D1 + N2.D2+ N3.D3+…..+……=Σ (Ni . Di )
Jumlah partikel total = N1 + N2 + N3
+......................= Σ (Ni)
Dalam prakteknya, menghitung jumlah partikel sangatlah
sulit, lebih menentukan massa dari masing-masing ukuran. Oleh karena itu,
dicari hubungan antara jumlah partikel dengan massa pada masing-masing ukuran tersebut.
No comments:
Post a Comment