Saturday, January 21, 2012

INTERSEPSI DAN TRANSPIRASI

INTERSEPSI
Intersepsi hujan adalah proses tertahannya air hujan pada permukaan vegetasi sebelum diuapkan kembali ke atmosfer.  Penelitian yang berhubungan dengan intersepsi ini masih kurang, sehingga perlu dilakukan penelitian intersepsi pada beberapa jenis tanaman. Walaupun selama ini intersepsi hanya memiliki nilai yang kecil dan terkadang diabaikan, namun pada beberapa tanaman ada yang mempunyai efek yang cukup besar. Hujan yang jatuh di atas tegakan pohon sebagian akan melekat pada tajuk daun maupun batang, bagian ini disebut tampungan/simpanan intersepsi yang akhirnya segera menguap. Besar kecilnya intersepsi dipengaruhi oleh sifat hujan (terutama intensitas hujan dan lama hujan), kecepatan angin,  jenis pohon (kerapatan tajuk dan bentuk tajuk). Simpanan intersepsi pada hutan pinus di Italia utara sekitar 30% dari hujan (Allewijn, 1990). Intersepsi tidak hanya terjadi pada tajuk daun bagian  atas saja, intersepsi juga terjadi pada seresah di bawah pohon. Intersepsi akan mengurangi hujan yang menjadi run off.
Intersepsi juga merupakan proses ketika air hujan jatuh pada permukaan vegetasi, tertahan beberapa saat untuk kemudian diuapkan kembali ke atm atau diserap oleh vegetasi yang bersangkutan dan terjadi selama berlangsungnya curah hujan dan setelah berhenti sampai permukaan tajuk menjadi kering. Dari keseluruhan evapotranspirasi, besarnya intersepsi bervariasi antara 35 – 55%. Besar intersepsi hujan berkisar antara 35 – 75% dari keseluruhan ET di atas tegakan pohon/hutan. Di hutan hujan tropis berkisar antara  10 – 35% dari CH total.
Besarnya air yang tertampung dipermukaan tajuk, batang dan cabang vegetasi (Kapasitas simpan Intersepsi/Canopy storage capacity) ditentukan oleh bentuk, kerapatan dan tekstur vegetasi. Air hujan yang jatuh pada permukaan tajuk akan turun melalui sela-sela daun, batang dan cabang atau antar tajuk dan batang vegetasi.
Ic = Pg – (Tf + Sf)
Intersepsi total (I) = Ic + Ii
Dimana:
(Ii) Intersepsi Serasah
(Ic) Intersepsi Tajuk
(Pg) Curah Hujan
Jumlah air hujan yang sampai dilantai hutan = Tf + Sf
Curah hujan bersih (Pn) = Tf + Sf – Ii
Intersepsi adalah beda antara CH total dan CH bersih (aliran batang + air lolos)
Intersepsi dapat dipengaruhi oleh 2 kelompok :
Ø  Vegetasi : luas vegetasi hidup dan mati, bentuk dan ketebalan daun dan cabang vegetasi
Ø  Iklim : Jumlah dan jarak, lama waktu antara satu hujan dengan hujan berikutnya, intensitas hujan, kecepatan angin, dan beda suhu antara permukaan tajuk dengan atm.
Air pada permukaan tajuk lebih siap terjadinya evaporasi dibandingkan yang lainnya, maka bila daun basah, proses intersepsi akan berlangsung beberapa lebih cepat dari transpirasi dari permukaan vegetasi yang tidak terlalu basah.
Besarnya air hujan yang terinsepsi merupakan fungsi dari :
·         Karakteristik hujan (lebat , Intersepsi rendah)
·         Jenis, umur dan kerapatan tegakan (makin tua tegakan, intersepsi makin tinggi, rapat, makin besar intersepasi)
·         Musim pada tahun yang bersangkutan
Umumnya : 10 -20% dari total jumlah hujan akan terinsepsi oleh tegakan pada musim pertumbuhan dan 25 – 35% i daerah yang sangat rapat. Intersepsi umumnya besar pada hujan yang tidak lebat sekitar 90%  dan 5% jika lebat. Semakin luas atau rapat tajuk vegetasi semakin banyak air hujan yang dapat ditahan. Intersepsi menurun dengan berkurangnya aktifnya masa pertumbuhan tanaman (semua jenis). Kemampuan serasah menahan air dan nmenguapkan kembali air tersebut ditentukan oleh:
·         Ketebalan serasah
·         Karakteristik serasah dalam mengikat air hujan.
Pengukuran intersepsi dengan 2 pendekatan:
·         Neraca volume (CH, Aliran batang, air lolos = tradisional)
·         Neraca energi (persamaan matematis)
Dari kasus proses intersepsi tegakan hutan mulai muda sampai tua maka berlaku hal-hal sebagai berikut :
·         Air lolos (Tf); semakin berkurang sejalan dengan bertambah rapatnya tajuk tegakan.
·         Aliran batang (Sf); semakin bertambah tp tidak terlalu banyak dari aliran batang sebelumnya
·         Kapasitas tampung permukaan tajuk dan serasah, dalam hubungannya dengan bidang permukaan tajuk juga akan meningkat
Kegunaannya :
Menentukan besarnya CH bersih atau jumlah CH yang tersedia untuk air infiltrasi, air larian, aliran air bawah permukaan atau aliran air tanah CH bersih = CH tot – intersepsi total atau jumlah aliran batang dengan air lolos (Tf + Sf)

TRANSPIRASI
Air merupkan salah satu faktor penentu bagi berlangsungnya kehidupasn tumbuhan. Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbunhan selalu mengalami fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya air kedalam tumbuhan, kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses hilangnya air dari tubunh tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uap atau gas. Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berbentuk gas keudara disekitar tumbuhan dinamakan transpirasi.
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Transpirasi
Kegiatan transpirasi terpengruh oleh banyak faktor baik faktor-faktor dalam maupun faktor-faktor luar,
1.      Yang terhitung sebagai faktor-faktor dalam adalah:
• Besar kecilnya daun
• Tebal tipisnya daun
• Berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun
• Banyak sedikitnya bulu di permukaan daun
• Banyak sedikitnya stomata
• Bentuk dan lokasi stomata
Hal-hal ini semua mempengaruhi kegiatan transpirasi
a.       Bentuk serta distribusi stomata
Lubang stomata yang tidak bundar melainkan oval itu ada sangkut paut dengan intensitas pengeluaran air. Juga yang letaknya satu sama lain di perantaian oleh suatu juga jarak yang tertentu itu pun mempengaruhi intensitas penguapan. Jika lubang-lubang itu terlalu berdekatan maka penguapan dari lubang yang satu malah menghambat penguapan dari lubang yang berdekatan.
b.      membuka dan menutupnya stomata
mekanisme mebuka dan menutupnya stomata berdasarkan suatu perubahan turgor itu adalah akibat dari perubahan nilai osmosis dari isi sel-sel penutup.
c.       banyaknya stomata
pada tanaman darat umumnya stomata itu kedapatan pada permukaan daun bagian bawah. Pada beberapa tanaman permukaan atas dari daun pun mempunyai stomata juga. Temperatur berpengaruh pada membuka dan menutupnya stomata. Pada banyak tanaman stoma tidak berserdia membuka jika temperatur ada disekitar 0 derajat celcius
2.      Faktor-faktor luar yang mempengaruhi transpirasi
• Sinar matahari
Sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan menutupnya stoma jadi banyak sinar mempercepat transpirasi
• Temperatur
Pengaruh temperatur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air didalam daun dan tekanan uap air diluar daun, kenaikan temperatur menambah tekanan uap didalam daun.
• Kelembaban udara
• Angin
• Keadaan air didalam tanah
Walaupun beberapa jenis tumbuhan dapat hidup tanpa melakukan transpirasi, tetapi jika transpirasi berlangsung pada tumbuhan agaknya dapat memberikan beberapa keuntungan bagi tumbuhan tersebut misalnya dalam:
• Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xylem
• Menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal
• Sebagian salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu.
Dampak negatif transpirasi
         Transpirasi dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas, penyerapan air tidak mampu mengimbangi laju transpirasi, Ψw sel turun, Ψp menurun, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman menurun
         Sering terjadi di daerah kering, perlu irigasi, meningkatkan lengas tanah, pada kisaran layu tetap – kapasitas lapangan
Peranan transpirasi
         Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel
         Penyerapan dan pengangkutan air, hara
         Pengangkutan asimilat
         Membuang kelebihan air
         Pengaturan bukaan stomata
         Mempertahankan suhu daun
Macam transpirasi
         Stomater : 80-90% total transpirasi
         Kutikuler: 20% total transpirasi
         Lentikuler : 0,1% total transpirasi

2 comments:

  1. ada standart ngga untuk intersepsi masing-masing tata guna lahan?
    nuhun

    ReplyDelete
  2. ada standart ngga untuk intersepsi masing-masing tata guna lahan?
    nuhun

    ReplyDelete