Intersepsi hujan
adalah proses tertahannya air hujan pada permukaan vegetasi sebelum diuapkan
kembali ke atmosfer. Penelitian yang berhubungan dengan intersepsi ini
masih kurang, sehingga perlu dilakukan penelitian intersepsi pada beberapa
jenis tanaman. Walaupun selama ini intersepsi hanya memiliki nilai yang kecil
dan terkadang diabaikan, namun pada beberapa tanaman ada yang mempunyai efek
yang cukup besar. Hujan yang jatuh
di atas tegakan pohon sebagian akan melekat pada tajuk daun maupun batang, bagian
ini disebut tampungan/simpanan intersepsi yang akhirnya segera menguap. Besar kecilnya
intersepsi dipengaruhi oleh sifat hujan (terutama intensitas hujan dan lama
hujan), kecepatan angin, jenis pohon
(kerapatan tajuk dan bentuk tajuk). Simpanan intersepsi pada hutan pinus di
Italia utara sekitar 30% dari hujan (Allewijn, 1990). Intersepsi tidak hanya
terjadi pada tajuk daun bagian atas
saja, intersepsi juga terjadi pada seresah di bawah pohon. Intersepsi akan
mengurangi hujan yang menjadi run off.
Intersepsi juga merupakan proses
ketika air hujan jatuh pada permukaan vegetasi, tertahan beberapa saat untuk
kemudian diuapkan kembali ke atm atau diserap oleh vegetasi yang bersangkutan dan terjadi
selama berlangsungnya curah hujan dan setelah berhenti sampai permukaan tajuk
menjadi kering. Dari
keseluruhan evapotranspirasi, besarnya intersepsi bervariasi antara 35 – 55%. Besar intersepsi hujan
berkisar antara 35 – 75% dari keseluruhan ET di atas tegakan pohon/hutan. Di hutan hujan tropis
berkisar antara 10 – 35% dari CH total.
Besarnya air
yang tertampung dipermukaan tajuk, batang dan cabang vegetasi (Kapasitas
simpan Intersepsi/Canopy storage capacity) ditentukan oleh bentuk, kerapatan dan tekstur
vegetasi. Air hujan yang jatuh
pada permukaan tajuk akan turun melalui sela-sela daun, batang dan cabang atau antar
tajuk dan batang vegetasi.
Ic = Pg – (Tf + Sf)
Intersepsi total (I) = Ic + Ii
Dimana:
(Ii) Intersepsi
Serasah
(Ic) Intersepsi
Tajuk
(Pg) Curah Hujan
Jumlah air hujan yang sampai
dilantai hutan = Tf + Sf
Curah hujan bersih (Pn) = Tf + Sf –
Ii
Intersepsi adalah beda antara CH
total dan CH bersih (aliran batang + air lolos)
Intersepsi dapat dipengaruhi oleh 2
kelompok :
Ø Vegetasi
: luas vegetasi hidup
dan mati, bentuk dan ketebalan daun dan cabang vegetasi
Ø Iklim : Jumlah dan jarak,
lama waktu antara satu hujan dengan hujan berikutnya, intensitas hujan,
kecepatan angin, dan beda suhu antara permukaan tajuk dengan atm.
Air pada
permukaan tajuk lebih siap terjadinya evaporasi dibandingkan yang
lainnya, maka bila daun basah, proses intersepsi akan berlangsung beberapa
lebih cepat dari transpirasi dari permukaan vegetasi yang tidak terlalu basah.
Besarnya air hujan yang terinsepsi
merupakan fungsi dari :
·
Karakteristik hujan
(lebat , Intersepsi rendah)
·
Jenis, umur dan kerapatan
tegakan (makin tua tegakan, intersepsi makin tinggi, rapat, makin besar
intersepasi)
·
Musim pada tahun yang
bersangkutan
Umumnya : 10 -20% dari total
jumlah hujan akan terinsepsi oleh tegakan pada musim pertumbuhan dan 25 – 35%
i daerah yang sangat rapat.
Intersepsi
umumnya besar pada hujan yang tidak lebat sekitar 90% dan 5% jika lebat. Semakin luas atau rapat
tajuk vegetasi semakin banyak air hujan yang dapat ditahan. Intersepsi menurun
dengan berkurangnya aktifnya masa pertumbuhan tanaman (semua jenis). Kemampuan serasah
menahan air dan nmenguapkan
kembali air tersebut ditentukan oleh:
·
Ketebalan serasah
·
Karakteristik
serasah dalam mengikat air hujan.
Pengukuran intersepsi dengan 2
pendekatan:
·
Neraca volume (CH,
Aliran batang, air lolos = tradisional)
·
Neraca energi
(persamaan matematis)
Dari kasus proses intersepsi
tegakan hutan mulai muda sampai tua maka berlaku hal-hal sebagai berikut :
·
Air lolos (Tf); semakin
berkurang sejalan dengan bertambah rapatnya tajuk tegakan.
·
Aliran batang (Sf);
semakin bertambah tp tidak terlalu banyak dari aliran batang sebelumnya
·
Kapasitas tampung
permukaan tajuk dan serasah, dalam hubungannya dengan bidang permukaan tajuk
juga akan meningkat
Kegunaannya :
Menentukan
besarnya CH bersih atau jumlah CH yang tersedia untuk air infiltrasi, air
larian, aliran
air bawah permukaan atau aliran air tanah CH bersih = CH tot – intersepsi total
atau jumlah aliran batang dengan air lolos (Tf + Sf)
TRANSPIRASI
Air merupkan salah satu faktor penentu bagi berlangsungnya
kehidupasn tumbuhan. Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbunhan selalu
mengalami fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya air kedalam
tumbuhan, kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses
hilangnya air dari tubunh tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat
berupa cairan dan uap atau gas. Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh
tumbuhan dapat berbentuk gas keudara disekitar tumbuhan dinamakan transpirasi.
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air
dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kemungkinan kehilangan
air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi,
tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang
melalui stomata.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Transpirasi
Kegiatan
transpirasi terpengruh oleh banyak faktor baik faktor-faktor dalam maupun
faktor-faktor luar,
1. Yang
terhitung sebagai faktor-faktor dalam adalah:
• Besar kecilnya
daun
• Tebal tipisnya
daun
• Berlapiskan lilin
atau tidaknya permukaan daun
• Banyak sedikitnya
bulu di permukaan daun
• Banyak sedikitnya
stomata
• Bentuk dan lokasi
stomata
Hal-hal
ini semua mempengaruhi kegiatan transpirasi
a. Bentuk
serta distribusi stomata
Lubang stomata yang
tidak bundar melainkan oval itu ada sangkut paut dengan intensitas pengeluaran
air. Juga yang letaknya satu sama lain di perantaian oleh suatu juga jarak yang
tertentu itu pun mempengaruhi intensitas penguapan. Jika lubang-lubang itu
terlalu berdekatan maka penguapan dari lubang yang satu malah menghambat
penguapan dari lubang yang berdekatan.
b. membuka
dan menutupnya stomata
mekanisme mebuka dan
menutupnya stomata berdasarkan suatu perubahan turgor itu adalah akibat dari
perubahan nilai osmosis dari isi sel-sel penutup.
c. banyaknya
stomata
pada tanaman darat
umumnya stomata itu kedapatan pada permukaan daun bagian bawah. Pada beberapa
tanaman permukaan atas dari daun pun mempunyai stomata juga. Temperatur
berpengaruh pada membuka dan menutupnya stomata. Pada banyak tanaman stoma
tidak berserdia membuka jika temperatur ada disekitar 0 derajat celcius
2. Faktor-faktor
luar yang mempengaruhi transpirasi
• Sinar matahari
Sinar menyebabkan
membukanya stoma dan gelap menyebabkan menutupnya stoma jadi banyak sinar
mempercepat transpirasi
• Temperatur
Pengaruh temperatur
terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain yaitu didalam
hubungannya dengan tekanan uap air didalam daun dan tekanan uap air diluar
daun, kenaikan temperatur menambah tekanan uap didalam daun.
• Kelembaban udara
• Angin
• Keadaan air
didalam tanah
Walaupun
beberapa jenis tumbuhan dapat hidup tanpa melakukan transpirasi, tetapi jika
transpirasi berlangsung pada tumbuhan agaknya dapat memberikan beberapa
keuntungan bagi tumbuhan tersebut misalnya dalam:
•
Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xylem
•
Menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal
•
Sebagian salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu.
Dampak negatif transpirasi
•
Transpirasi dapat
membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas, penyerapan air tidak mampu
mengimbangi laju transpirasi, Ψw
sel turun, Ψp
menurun, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman menurun
•
Sering terjadi di
daerah kering, perlu irigasi, meningkatkan lengas tanah, pada kisaran layu
tetap – kapasitas lapangan
Peranan transpirasi
•
Pengangkutan air ke
daun dan difusi air antar sel
•
Penyerapan dan
pengangkutan air, hara
•
Pengangkutan asimilat
•
Membuang kelebihan air
•
Pengaturan bukaan
stomata
•
Mempertahankan suhu
daun
Macam transpirasi
•
Stomater : 80-90% total
transpirasi
•
Kutikuler: 20% total
transpirasi
•
Lentikuler : 0,1% total
transpirasi
ada standart ngga untuk intersepsi masing-masing tata guna lahan?
ReplyDeletenuhun
ada standart ngga untuk intersepsi masing-masing tata guna lahan?
ReplyDeletenuhun