Saturday, January 21, 2012

PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR

PENGOLAHAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR

Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Untuk menghindari terjadinya defisit sumberdaya air secara tiba-tiba, maka strategi pengelolaan sumberdaya air perlu diarahkan pada pelestarian, efisiensi, distribusi dan pengaturan penggunaan sumberdaya air secara optimal, sehingga dapat memenuhi kebutuhan berbagai sektor secara berkelanjutan..
Untuk mencapai  tujuan penggunaan sumberdaya air secara berkelanjutan diperlukan  perubahan pardigma penyusunan strategi pengelolaan sumberdaya air yang tidak   terbatas pada “managemen air” tapi perlu digeser menjadi :”managemen  ecosistem sumberdaya air”  baik lingkungan alam maupun sosial.
Usaha-usaha tersebut sercara rinci dijabarkan dalam bidang prioritas program sebagai berikut :
A.           Evaluasi Cadangan  dan Kebutuhan Sumberdaya Air.
B.            Mutu Sumberdaya Air.
C.            Distribusi Pemanfaatan Sumberdaya Air.
D.           Pengelolaan Sumberdaya Air Secara Terpadu  Berbasis Partisipasi  Masyarakat.
Evaluasi Cadangan Dan Kebutuhan Sumberdaya Air
Cadangan sumberdaya air bersumber dari potensi air yang berasal dari curah hujan,  air permukaan dan air tanah.  Dengan demikian  ketersediaan sumberdaya air sangat tergantung dari berbagai factor. Managemen air hujan merupakan salah factor yang penting dan utama. Kegiatan managemen air hujan mencakup berbagai hal,yaitu :
(a) upaya agar air hujan lebih banyak tertahan dan masuk tanah
(b) air hujan ditampung di permukaan
(c) air hujan dikelola masuk saluran air untuk dimanfaatkan berbagai kepentingan pembangunan
(d) air hujan dimanfaatkan tanaman  yang yang dapat meningkatkan nilai tambah, yaitu dikembalikan ke udara.
Dengan upaya tersebut dapat diharapkan air hujan tetap menjadi rahmat dan tidak menjadi ancaman berupa banjir yang akan mengancam pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu strategi pengelolaan sumberdaya air harus dilakukan secara lintas sektoral dengan tetap memperhatikan fungsi ganda dari air, yaitu fungsi ekonomi, sosial dan ekonlogi. Untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga sejahtera, pengelolaan sumberdaya air juga perlu difokuskan pada aspek kualitas air yang layak.
Dalam pengelolaan sumberdaya air secara terpadu perlu menggunakan pendekatan watershed management  yang  menjangkau cakupan  Daerah Aliran Sungai (DAS) mulai dari bagian hulu sampai dengan bagian hilir. Mengingat  sungai tersebut menjadi  muara buangan berbagai limbah cair yang terkadang sangat berbahaya, maka  pengelolaan sumberdaya air dengan sendirinya juga terkait dengan  kemauan politik dan pengawasan pencemaran  serta penegakan hukum lingkungan  oleh pemerintah atau pengawasan langsung masyarakat.
Penggunaan air yang melimpah di pedesaan  seyogianya mendapat perhatian khusus agar diperoleh cara pengelolaan sumberdaya air oleh masyarakat desa atau petani jangan hanya dipandang sebagai  fungsi sosial dari sumberdaya air, tapi juga harus dilihat dari kepentingan pengelolaan  secara efisien. Untuk selanjutnya diperlukan juga kebijakan yang dapat meningkatkan nilai ekonomi dan cadangan air yang dapat dilakukan oleh industri yang bersedia melakukan ketentuan  teknik  pemanfaatan air  atau membayar pajak lingkungan  dalam penggunaan sumberdaya air yang layak.
Perbaikan Mutu Sumberdaya Air
Sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk dan pembangunan yang tidak ramah lingkungan  akan  berdampak  peningkatan limbah cair domestik ataupun limbah industri dan pertanian (pupuk, peptisida  dan obat-obatan) yang berpengaruh negatif, baik langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan mahluk air maupun  kesehatan manusia itu sendiri. Dampak limbah tersebut dalam perkembangannya ternyata tidak saja terjadi di daerah hilir sungai, akan tetapi telah merambah ke daerah hulu akibat pemanfaatan sungai untuk jamban keluarga.
Akibat penurunan kualitas air yang berkelanjutan, bukan saja secara langsung dapat merugikan kegiatan produksi perikanan, tapi beban biaya yang akan semakin besar untuk  menjadikan  lingkungan air  nyaman untuk kehidupan manusia itu sendiri. Belum lagi dampak negatif terhadap perubahan keanekaragaman jenis fauna dan flora di perairan yang kualitasnya menurun karena telah  berada diluar kemampuan lingkungan untuk melakukan pemurnian alami (self purification).  Akibatnya akan terjadi penimbunan  sebagian besar limbah, sehingga  penurunan kualitas sumberdaya air akan semakin  memperburuk mutu air secara berkelanjutan.

Dengan mengacu permasalahan arah dan tujuan serta  tantangan masa depan  untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya air yang bermutu, maka arah dan tujuan pengelolaan mutu sumberdaya air pada era PJP II adalah sebagai berikut :
1.      Mengatur sistem pembuangan limbah domestik (konsumen rumahtangga) maupun industri, termasuk limbah pertanian, peternakan, perikanan dan lainnya    yang didukung dengan kampanye penyadaran masyarakat luas, khususnya masyarakat industri, petani,  rumahtangga dan masyarakat luas dalam  peningkatan mutu air untuk kesehatan maupun persyaratan perdagangan global
2.      Melakukan kajian, evaluasi dan pengembangan teknologi pengendalian limbah dan perbaikan mutu air, termasuk penyebarluasan IPTEK melalui penyuluhan penggunaan air yang sehat  untuk setiap peruntukan
3.      Penegakan aturan pengendalian limbah cair atau padat   menurut kriteria kesehatan dan memberikan pinalti setiap bentuk  pelanggaran secara tegas dan  konsisten
4.      Meningkatkan berbagai upaya, seperti pemberdayaan masyarakat dalam pembuangan limbah domestik dan kebersihan lingkungan untuk menghilangkan faktor penyebab menurunnya kuantitas sumberdaya air di setiap DAS di Indonesia
5.      Mengembangkan sistem pengolahan limbah cair maupun limbah padat  yang aman dalam rangka proses produksi industri untuk keperluan  pengendalian limbah untuk menghasilkan cadangan  air yang bermutu  secara berkelanjutan
Bertitik tolak pada potensi, permasalahan dan tantangan masa depan untuk memenuhi kebutuhan  air sesuai baku mutu dan kesehatan lingkungan, maka rencana strategisnya adalah sebagai berikut :
1.      Pertama : mengembangkan sistem informasi (data base),  monitoring, pengawasan dan penegakan aturan untuk pengendalian limbah domestik dan industri untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya air yang memenuhi persyaratan baku mutu, kesehatan dan keamanan pengguna untuk berbagai kepentingan  industri, pertanian, perikanan dan lainnya
2.      Kedua : menata dan memperbaiki perencanaan sistem pengendalian dan penerapan IPTEK untuk purifikasi limbah secara terpadu dalam memenuhi peningkatan kebutuhan sumberdaya air yang berkualitas untuk penduduk di kota, kebutuhan  industri, perikanan  dan konsumsi domestik mengacu pada kriteria pemanfaatan sumberdaya air yang menyehatkan bersih dari ancaman penyakit
3.      Ketiga : pemberdayaan mayarakat rumahtangga penghasil limbah domestik dan kawasan industri maupun pertanian, terutama di daerah perkotaan yang mempunyai tingkat  kepadatan penduduk yang tinggi, kumuh dan ketersediaan air yang terbatas dan kritis
4.      Keempat : mengatur  penerapan  pajak pencemaran dan sistem penalti (green tax) untuk industri  yang  belum memiliki kendali limbah mangacu pada kriteria  baku mutu buangan pabrik yang aman
5.      Kelima : Mengkampanyekan gerakan pembudayaan PROKASIH (Program Kali Bersih) dengan melibatkan masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat.
Distibusi Sumberdaya Air Di Daerah
Investasi industri di berbagai daerah ternyata tidak menyebar rata, karena pertimbangan prasarana ekonomi yang tersedia di lokasi industri. Pada umumnya perkembangan industri  tumbuh pesat di berbagai kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan di kota-kota yang berdekatan dengan fasilitas prasarna ekonomi yang diperlukan. Dalam pelaksanaan pembangunan industri tersebut, maka memerlukan penyediaan jumlah air yang lebih banyak, sehingga masalah distribusi ketersediaan air menjadi sangat penting. Jika distribusi penyediaan air tidak memperoleh perhatian secara memadai, maka akan muncul berbagai kendala dalam pelaksaanaan pembangunan tersebut, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi selanjutnya.
Disamping itu, akibat pemusatan industri telah tumbuh di kota-kota besar, maka akan memacu arus pendatang  yang pada waktunya akan juga memerlukan  penyediaan air yang makin meningkat. Yang berarti kebutuhan air di kota besar akan bertambah. Mengingat perkembangan industri di Indonesia  memusat di Pulau Jawa, maka hasil berbagai analisa dikhawatirkan  pada akhir  tahun 2025, Pulau Jawa secara keseluruhan akan menghadapi krisis air, diduga akan  defisit lebih dari 130 juta m3 per tahun. Untuk mengantisipasi kondisi kritis tersebut, maka  pengelolaan dalam  penyediaan dan distribusi air secara efisien sejak dini harus telah dipersiapkan.

Pengelolaan Sumberdaya Air Secara Terpadu
Eksplotasi sumberdaya alam yang semata-mata hanya mementingkan aspek ekonomi saja tanpa mempertimbangkan kepentingan ekologi ternyata telah menyebabkan kondisi berbagai sumberdaya alam yang ada saat ini dalam keadaan kritis. Keadaan sumberdaya air di Jawa Timur ditinjau dari segi kuantitas maupun kualitas makin nyata nampak adanya kemerosotan lingkungan menuju keadaan yang makin parah yang ditunjukkan semakin meluasnya terjadi Keadaan Luar Biasa (KLB) seperti  banjir bandang di berbagai daerah. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh karena fungsi pengawasan dan managemen air hujan yang merupakan bagian integral dari sistem pengelolaan lingkungan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Adanya kejadian KLB banjir  bandang yang tidak lazim tersebut mengisyaratkan bahwa usaha pemulihan sumberdaya air perlu dilakukan sesegera mungkin  agar kerusakan yang terjadi di masa depan  akan menjadi makin parah dan agar  tidak menjadi  beban biaya masyarakat yang bisa-bisa menjadi  tidak tertanggung lagi.
Sebagaimana telah diuraikan pada bagian program sebelumnya, baha ketersediaan sumberdaya air, baik ditinjau dari segi kuantitas, kualitas dan penyebarannya mengandungkan keterkaitan langsung dengan resiko pembangunan yang sedang kita laksanakan. Apabila kebijaksanaan pembangunan di masa datang tidak menyesuaikan dengan paradigma lingkungan, maka dikhawatirkan perkembangan industri dan pertumbuhan ekonomi yang kita harapkan berbalik menjadi kemunduran yang datang secara tiba-tiba  yang akan berdampak ambruknya tatanan sosil-budaya dan ketahanan masyarakat.
Eksplotasi sumberdaya alam yang semata-mata hanya mementingkan aspek ekonomi saja tanpa mempertimbangkan kepentingan ekologi ternyata telah menyebabkan kondisi berbagai sumberdaya alam yang ada saat ini dalam keadaan kritis. Adanya kejadian KLB banjir  bandang yang tidak lazim tersebut mengisyaratkan bahwa usaha pemulihan sumberdaya air perlu dilakukan sesegera mungkin  agar kerusakan yang terjadi di masa depan  akan menjadi makin parah dan agar  tidak menjadi  beban biaya masyarakat yang bisa-bisa menjadi  tidak tertanggung lagi.
Sebagaimana telah diuraikan pada bagian program sebelumnya, bahan ketersediaan sumberdaya air, baik ditinjau dari segi kuantitas, kualitas dan penyebarannya mengandungkan keterkaitan langsung dengan resiko pembangunan yang sedang kita laksanakan. Apabila kebijaksanaan pembangunan di masa datang tidak menyesuaikan dengan paradigma lingkungan, maka dikhawatirkan perkembangan industri dan pertumbuhan ekonomi yang kita harapkan berbalik menjadi kemunduran yang datang secara tiba-tiba  yang akan berdampak ambruknya tatanan sosil-budaya dan ketahanan masyarakat.
t yang� b d �> @= wilayah yang tidak memiliki variasi habitat yang luas biasanya miskin spesies, tetapi beberapa spesies yang mampu menduduki wilayah ini mungkin berlimpah karena kompetisi dengan spesies lain untuk sumberdaya akan berkurang.
Tren dalam kekayaan spesies mungkin mengindikasikan kondisi masa lalu dan sekarang dari suatu wilayah. Kontinen antartika memiliki sedikit spesies karena lingkungannya yang keras, tetapi pulau-pulau kecil di tengah samudra  miskin akan spesies karena sulit dicapai dari lokasi lain.  
Gradien global juga berpengaruh pada kekayaan spesies. Gradien yang paling nyata adalah garis lintang; terdapat lebih banyak spesies di daerah tropis daripada di daerah temperit. Faktor-faktor ekologis berperan dalam perbedaan ini. Temperatur lebih tinggi, kepastian iklim, dan musim tumbuh yang lebih lama menciptakan habitat yang lebih kondusif sehingga menghasilkan diversitas spesies yang lebih besar. Hutan hutan hujan yang paling beragam, padang rumput tropis lebih beragam daripada padang rumput temperit. Faktor lain yang berpengaruh pada kekayaan spesies pada suatu area adalah jarak atau barier yang memisahkan area tersebut dengan sumber spesies. Probabilitas bahwa spesies akan mencapai suatu pulau di samudra atau lembah terisolasi adalah kecil. Binatang terutama yang tidak terbang kemungkinanannya juga kecil mencapai area seperti ini.
Berdasarkan pengalaman tumbuhan dan hewan pada suatu wilayah berbeda dengan wilayah lain. Mengapa terjadi ? Mengapa spesies yang sama tidak dijumpai pada suatu wilayah meskipun kondisinya cocok untuk berkembang?
Kondisi genografis di seluruh dunia yang memiliki kondisi lingkungkan yang sama mampu menghasilkan tipe biota yang sama.  Situasi ini secara efektif memisahkan biosfer ke dalam biom – komunitas ekologi yang memiliki kondisi iklim dan fitur geologi  yang sama  yang mendukung spesies dengan strategi hidup dan adaptasi yang sama. Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe bioma terestrial, ini terletak pada beberapa tempat di bumi di mana kondisi iklim dan geologi menghasilkan lingkungan yang mirip. Bioma hutan hujan tropis mengandung komunitas biologi yang secara umum sama, tetapi spesiesnya  tidak sama dari satu hutan tropis ke hutan tropis yang lain.  Tetapi, setiap hutan tropis akan mengandung organisme yang secara ekologis ekuivalen, yaitu spesies berbeda  tetapi memiliki siklus hidup serupa dan cara beradaptasi  yang mirip pada kondisi lingkungan.
Penyebaran hewan dan tumbuhan yang unik pada berbagai bioma tidak dapat hanya dijelaskan melalui faktor iklim dan zonasi lintang. Peristiwa geologis seperti damparan kontinen dan kondisi iklim masa lalu harus dipertimbangkan juga.    

No comments:

Post a Comment