PEMELIHARAAN TANAMAN
Pemeliharaan
tanaman secara umum mencakup segala kegiatan yang berkaitan dengan upaya
menjaga kelangsungan hidup tanaman agar tetap hidup sehat dan memiliki
produktivitas tinggi. Kegiatan yang dikerjakan pada pemeliharaan tanaman
dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia maupun tenaga mesin pertanian. Pekerjaan
pemeliharaan tanaman yang menggunakan tenaga manusia adalah sulam (replacement)
dan pengendalian gulma pasca tumbuh. Sulam bertujuan memperbaiki populasi
tanaman.
Pemeliharaan
tanaman menggunakan alsintan atau kultivasi bertujuan menyiapkan kondisi tanah
agar memungkinkan terjadinya perkembangan akar yang baik dan mendukung
pertumbuhan tanaman. Namun juga disadari bahwa kultivasi yang kurang tepat
dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap sifat fisik tanah, yaitu terjadi
pemam-patan tanah, dan tingginya biaya produksi.
Terjadinya
lapisan kedap air akibat pemampatan tanah dapat mengakibatkan berkurangnya
volume perakaran dan berdampak pada pekanya tanaman terhadap kekeringan. Upaya
mengurangi pemampatan tanah dilakukan dengan:
- Mengurangi frekuensi alsintan yang masuk ke dalam
petak kebun,
- Menghindari alsintan masuk kebun ketikakelembaban
tanah melebihi kapasitas lapang,
- Merakit implemen multi fungsi,
- Meningkatkan kedalaman kerja implemen. Lebih dari
450 unit alsintan dimiliki oleh Gunung Madu Plantations.
Tanaman
juga memerlukan perawatan, seperti halnya makhluk hidup yang lain. Tanaman
memerlukan perhatian dan kasih sayang. Selain penyiraman dilakukan setiap hari
juga perlu pemupukan, dan juga pengendalian hama penyakit.
A. Pemupukan
Sebaiknya pupuk yang digunakan
adalah pupuk organik misalnya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk bokashi
yang menggunakan teknologi mikroorganisme 4 (EM4) atau simbal. Ir. Joko
Purnomosidi dari Dinas Pertanian DKI Jaya menyarankan agar buah tidak mudah
rontok sebaiknya menggunakan KCL satu sendok teh atau sendok makan tergantung
besar kecilnya pohon. Pemberian KCL sebaiknya setiap 5 sampai 6 bulan
sekali.
Di perkotaan, pupuk kandang atau
kompos harganya menjadi mahal. Kalau kita mau irit/berhemat, kita bisa
membuatnya sendiri. Limbah dapur atau daun-daun kering bisa kita manfaatkan
untuk pembuatan pupuk bokashi (lihat artikel resep bokashi).
Pupuk bokashi adalah hasil
fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang, dan lain-lain)
dengan teknologi EM yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk
menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi
dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan sebagai pupuk.
Pupuk Bokashi sangat benguna sebagai
sumber pupuk organik yang siap pakai dalam waktu singkat. Bahan-bahannya juga
mudah didapat dan sekaligus baik untuk kebersihan lingkungan karena
memanfaatkan limbah pertanian atau limbah rumah tangga, seperti jerami, pupuk
kandang, rumput, pupuk hijau, sekam, dan serbuk gergaji.
Kalau di daerah pedesaan, biasanya
sampah atau kotoran hewan dimasukkan ke sebuah lubang. Kalau lubangnya sudah
penuh, sampah dibakar dan sebagai pupuk. Dengan catatan, pupuk buatan kotoran
hewan yang akan digunakan hendaknya sudah tidak berbau busuk. Dewasa ini di
swalayan-swalayan banyak dijual pupuk kandang yang sudah kering, tidak berbau,
dan steril. Dewasa ini masyarakat mulai banyak mempertimbangkan mengkonsumsi
hasil panen yang Iebih sehat cara penanamannya, yakni yang menggunakan pupuk
dan pengendalian hama alami. Meski lebih mahal tetap dibeli karena dirasa lebih
aman dikonsumsi untuk kesehatan. Pemupukan sangat diperlukan untuk
meningkatkan ketersediaan hara tanah. Meskipun tidak ada pedoman baku untuk
pemupukan duku, tetapi agar tidak membingungkan dapat menggunakan patokan
sebagai berikut:
- Tahun kedua dan ketiga untuk setiap pohon duku
bisa diberikan pupuk 15-30 kg pupuk organik, urea 100 gram, TSP 50 gram
dan ZK 20 gram.
- Tahun keempat, kelima dan keenam, dosis pupuk
dinaikan menjadi 25-40 kg pupuk organik, urea 150 gram, TSP 60 gram dan
juga pupuk ZK sebanyak 40 gram.
- Tahun-tahun berikutnya dosis pupuk dinaikkan
lagi. Namun pemberian pupuk sebaiknya disesuaikan pula dengan tingkat
pertumbuhan tanaman duku dan kesuburan tanah. Pemupukan dilakukan dengan
cara menggali tanah di sekitar tanaman duku sedalam 30-50 cm dengan lebar
yang sama. Lubang pupuk tersebut dibuat melingkar yang letaknya tepat
disekeliling tajuk tanaman.
B.
Pengendalian Hama
Saat ini banyak dijual racun
pestisida yang menggunakan bahan kimia. Sayuran yang penampilannya tampak
cantik, segar dan bersih kadang kala malah berbahaya untuk dikonsumsi, karena
banyak menggunakan pestisida kimia. lni bisa membahayakan kesehatan. Hal yang
perlu diperhatikan apabila kita terpaksa menggunakan bahan kimia harus
benar-benar selektif agar tanaman yang kita usahakan tidak tercemar. Sebaiknya
dua minggu sebelum masa panen jangan menggunakan obat/racun pestisida.
Ada satu masukan dari Suku Dinas
Pertanian Jakarta Utara, yakni Bp. Memed Achmad, ahli pengendali hama penyakit
tanaman. Untuk berkebun di rumah sebaiknya jangan menggunakan bahan kimia.
Ditekankan pula jangan menggunakan furadan untuk membunuh hama yang ada di
dalam tanah. Penggunaan furadan bisa mengurangi tingkat kesuburan tanah dan
juga mencemari tanaman kurang lebih selama sebulan. Jadi, sebaiknya untuk
tanaman sayuran tidak perlu digunakan furadan.
Dalam praktik, penulis menggunakan
furadan enam bulan sekali atau kalau benar-benar terpaksa sekali untuk tanaman
keras saja, seperti belimbing, jeruk, mangga, dan jambu air. Apabila kita
menyebarkan furadan di sekitar tanaman, maka cacing, lipan atau uret yang ada
di dalam tanah akan muncul ke permukaan dan mati. Bangkai-bangkainya jangan
dibuang, namun kubur saja di sekitar tanaman karena bisa menjadi pupuk.
Hasilnya ternyata belimbing dan jeruk saya berbuah lebat.
C.
Penjarangan dan Penyulaman
Kegiatan
penjarangan pada dasarnya adalah untuk mengurangi persaingan antara tanaman
pokok (tanaman duku) dan tanaman lain (tanaman pelindung). Persaingan yang
terjadi adalah untuk mendapatkan unsur hara, air, sinar matahari, dan ruang
tumbuh. Tanaman selain duku yang dijarangi sebaiknya merupakan tanaman yang
memang tidak dikehendaki dan menggangu pertumbuhan tanaman duku. Penyulaman
tanaman duku juga perlu dilakukan jika ada tanaman duku yang mati. Tumbuhan
liar atau gulma juga harus dibersihkan secara rutin. Radius 1-2 meter dari
tanaman duku harus bersih.
D. Penyiangan
Kegiatan
penyiangan diperlukan untuk menghilangkan rumput dan herba kecil yang dapat
mengganggu pertumbuhan Tanaman duku. Penyiangan dapat dilakukan dengan tangan
maupun dengan bantuan beberapa alat pertaniannya lainnya
E.
Pengairan dan Penyiraman
Tanaman
memerlukan pemberian air yang cukup terutama pada musim kemarau. Selain itu
juga tanaman sudah cukup kuat dan kokoh maka penyiraman dilakukan seperlunya
saja. Di sekitar lubang tanam sebaiknya dibuat saluran air untuk mencegah air
yang tergenang baik yang berasal dari hujan maupun air penyiraman.
No comments:
Post a Comment