Saturday, January 21, 2012

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

DASAR-DASAR AGRONOMI
                                                  CANGKOK



I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan keseharian, tanaman melakukan beberapa aktivitas yang berguna dalam rangka mempertahankan hidup, seperti bernapas, berfotosintesis, respirasi, dan berkembang biak. Awal perkembangbiakan umumnya ditandai dengan perkecambahan. Dan tentunya di dalamnya terdapat struktur yang cukup rumit. Perkembangbiakan pada setiap tanaman tidaklah sama. Ada beberapa spesies tanaman yang berkembangbiak dengan cara generatif dan ada juga yang berkembangbiak dengan cara vegetatif (Seputra, 1990).
Cara pembiakan vegetatif meliputi: (1) Secara alami dengan penggunaan biji apomiktik (terbentuk tanpa pembuahan dan merupakan bentuk vegetatif) dan penggunaan organ-organ khusus tanaman (hasil modifikasi batang atau akar, misalnya: bulb, tuber, rhizome, dll); (2) Secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah ”layerage”, ”cuttage”, atau setek, penyambungan tanaman dan kultur jaringan. Pada ”layerage” stimulasi saat organ vegetatif masih bersatu dengan tanaman, misalnya, ”layerage” di atas tanah (cangkokan). Pembiakan secara vegetatif adalah yang paling banyak dilakukan daripada pembiakan generatif disebabkan oleh beberapa alasan di antaranya karena banyak tanaman yang tidak mempunyai sifat sebaik induknya bila dilakukan pembiakan secara generatif/menggunakan biji ada perubahan pada mutunya, karena tanaman tidak menghasilkan biji atau hanya sedikit menghasilkan biji, dan tanaman tersebut bisa menghasilkan biji. Salah satu contoh pembiakan vegetatif adalah dengan cara mencangkok (Rochiman dan Harjadi, 1973).
Mencangkok adalah menguliti hingga bersih dan menghilangkan kambium pada cabang atau ranting sepanjang 5-10 cm. Tumbuhan dikotil yang dicangkok akan memiliki akar serabut, bukan akar tunggang. Perbanyakan vegetatif dengan cara ini adalah perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian – bagian tanaman seperti batang (cabang) untuk menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian – bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus (Widarto, 1995).
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah untuk mempelajari faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan dan keberhasilan pencangkokan tanaman.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah untuk lebih mendalalmi pengetahuan mahasiswa tentang semua yang berhubungan dengan mencangkok tanaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Menurut De Data,S.K., (1987), Mencangkok adalah menguliti hingga bersih dan menghilangkan kambium pada cabang atau ranting. Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji dan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Akan tetapi, tumbuhan hasil cangkokan mudah roboh, karena sistem perakarannya adalah serabut, dan umurnya lebih pendek dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari biji.
Menurut Rochiman dan Harjadi (1973), Cangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat menghasilkan.
hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pencangkokan tanaman adalah : (1) waktu mencangkok, sebaiknya pada musim hujan karena tidak perlu melakukan penyiraman berulang-ulang, (2) Memilih batang cangkok, pohon induk yang digunakan adalah yang umurnya tidak terlalu tua atau terlalu muda, kuat, sehat dan subur serta banyak dan baik buahnya, (3) Pemeliharaan cangkokan, pemeliharaan sudah dianggap cukup bila media cangkokan cukup lembab sepanjang waktu.
Tehniknya hampir sama dengan cara mencangkok yang biasa, bedanya adalah media tanah sudah lebih dulu dimasukkan ke dalam kantong plastik. Media tadi dimasukkan ke dalam kantong plastik ukuran ¼k guntuk diameter batang yang kecil dan ½ kg untuk diameter batang yang lebih besar (ukuran kantong plastik disesuiakan dengan diameter batang yang akan dicangkok). Pengisian media ke dalam lembaranplastik : Isikan media dan padatkan sampai ¾ plastik, kemudian tarik ujung kantong plastik dan ditalikan. Dari 2 kg media akan dihasilkan 15-20 media dalam kantong plastik. Media dalam kantong plastik tersebut tahan sampai dengan 1 bulan. Cara penggunaan media tersebut tinggal menyobek/mengiris memanjang satu sisi kantong plastik dan sisi sobekan tadi dimasukkan dari bagian bawah luka bila posisi batang melintang atau datar, pada posisi batang tegak memasukkan bebas, kemudian diselubungkan secara merata ke keratan batang tanaman. Lakukan pengikatan, agar media pada posisi yang benar (letak sobekan menghadap ke atas (bila posisi batang mendatar) dan media rata menyelubungi/menutup keratan/luka di batang tanaman)(Malian, 2004).
Mencangkok adalah salah satu bentuk perkembangbiakan vegetative tanaman yang dilakukan seseorang karena beberapa factor, diantaranya karena menginginkan tanaman baru yang persis seperti induknya dan menginginkan tanaman yang dapat menghasilkan buah dalam waktu yang relative singkat. Menurut Abidin, 1983, bebrapa hal penting dalam mencangkok yaitu:
1. Mencangkok Batang Berkayu
1.1 Menentukan Pohon Induk
Pohon induk adalah hal pertama yang menentukan hasil cangkokan, karena pohon induk adalah salah satu pertimbangan seseorang melakukan pencangkokan. Pencangkokan biasanya dilakukan untuk mendapatkan bibit dari pohon terpilih dan mempunyai banyak keunggulan. Namun ada beberapa persyaratan agar tanaman hasil cangkokan memuaskan. Diantaranya adalah pohon induk umurnya sudah cukup, tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua. Pohon yang terlalu tua biasanya jumlah cabang yang memenuhi syarat untuk dicangkok hanya sedikit. Sedang pohon yang terlalu muda tentu belum diketahui sifat-sifatnya dengan jelas dan produksi akar keduanya kurang sempurna.
Umur tanaman perlu diketahui agar tidak mengecewakan dan agar mendapat tanaman yang ideal dari segala aspek yang dimiliki oleh tanaman tersebut. Karena tanaman yang masih muda belum diketahui sifat-sifat dan produksi tanaman sehinga kita belum tau banyak keunggulan dari tanaman-tanaman tersebut.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pohon Nampak kuat dan subur, serta tidak diserang hama penyakit yang dapat menggagalkan hasil cangkokan. Syarat lain lagi adalah pohon harus bercabang banyak sehingga setelah dicangkok, pohon tidak kehabisan cabang dan mengganggu produksi tanaman induk. Tanaman yang dicangkok pada praktikum ini adalah jambu air.
 Jambu air berasal dari daerah Indo Cina dan Indonesia, tersebar ke Malaysia dan pulau-pulau di Pasifik. Selama ini masih terkonsentrasi sebagai tanaman pekarangan untuk konsumsi keluarga. Buah Jambu air tidak hanya sekedar manis menyegarkan, tetapi memiliki keragaman dalam penampilan. Jambu air (Eugenia aquea Burm) dikategorikan salah satu jenis buah-buahan potensial yang belum banyak disentuh pembudidayannya untuk tujuan komersial. Sifatnya yang mudah busuk menjadi masalah penting yang perlu dipecahkan. Buahnya dapat dikatakan tidak berkulit, sehingga rusak fisik sedikit saja pada buah akan mempercepat busuk buah.
Sistematika tanaman jambu air adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantarum
Sub Kingdom : Kormophyta
Super Divisio : Kormophyta biji
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Classis : Dycotyledoneae
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Species : Eugenia aquea
Pada umumnya jambu air dimakan segar, tetapi dapat juga dibuat puree, sirop, jeli, jam/berbentuk awetan lainnya. Selain sebagai “buah meja” jambu air juga telah menjadi santapan canggih dengan dibuat salada dan fruit coctail. Kandungan kimia yang penting dari jambu air adalah gula dan vitamin C. Buah jambu air masak yang manis rasanya, selain disajikan sebagai buah meja juga untuk rujak dan asinan. Kadang-kadang kulit batangnya dapat digunakan sebagai obat (Wikipedia, 2010).
1.2 Memilih Cabang Cangkokan
Bentuk cabang yang baik adalah yang memiliki kulit yang tegap, mulus dan warna masih coklat muda dan belum ada kerak, agar tanaman menghasilkan akar yang baik dan sempurna. Besar cabang yang ideal adalah cabang yang masih berukuran kecil sebesar jari ataupun pensil. Hal tersebut karena dengan cabang yang kecil akan didapatkan tanaman dengan jumlah banyak dan tanaman tidak memerlukan akar yang banyak sehingga mempercepat proses pencakokan. Dipastikan tanaman bebas dari hama dan penyakit agar tidak mengganggu saluran nutrisi saat pencangkokan dan hasil cangkokan yang tidak normal.
Cabang yang dicangkok tidak perlu terlalu panjang karena akan kesulitan saat penanaman dilapangan dan sulit diatur. Panjang cabang cukup sekitar 20-30cm saja. Jumlah daun yang disertakan dalam tanaman hasil cangkokan harus dalam jumlah yang banyak agar tanaman mendapat banyak masakan makanan. Dan cabang yang gundul akan mempersulit tumbuh akar karena kurangnya makanan. Cabang yang baik mempunyai bentuk lurus menyamping atau keatas dan giat berbuah.
1.3 Menyayat Kulit Batang
Penyayatan mempengarui produksi akar, sehingga bentuk dan besarnya sayatan disesuaikian dengan diameter batang yang akan dicangkok. Penyayatan dilakukan didekat atau dibawah kuncup daun agar dapat memproduksi banyak akar, karena pada daerah ini terdapat rizokalin yaitu zat pembentuk akar. Bentuk sayatan dengan model bergerigi bagian atas akan mendapatkan daerah tumbuh akar yang lebih luas dan banyak.
1.4 Pembersihan Kambium
Kambium terdapat antara jaringan xylem dan floem yang akan nampak jika kulit telah tersayat. Kambium ini hanya terdapat pada tanaman dikotil. Hasil kerja kambium adalah bertambahnya lingkaran batang berkayu. Kambium biasanya berbentuk lendir dan Kambium ini perlu dihilangkan karena akan mengganggu proses pembentukan akar cangkokan.
Cara menghilangkan kambium ada berbagai cara diantaranya dikerik dengan pisau. Yang perlu diperhatikan dalam pengerikan adalah secara perlahan agar jaringan xylem tidak rusak. Karena kerusakan pada xylem akan mengganggu transfer nutrisi tanaman yang dicangkok.
1.5 Mengeringanginkan
Waktu pengeringan sangat bergantung dengan jenis tanaman karena pada berbagai tanaman yang bergetah, memerlukan waktu yang lebih lama karena getah yang terbungkus media cangkok akan menjadi tempat bakteri. Lama waktu diantaranya 2-4 hari dan 2-3 minggu.
1.6 Pemberian ZPT (Zat Perangsang Tumbuh)
Zpt yang digunakan adalah zat perangsang pertumbuhan akar. Pemberian ZPT adalah agar akar cangkokan cepat tumbuh. Pemberian ZPT harus sesuai dengan keperluan, jangan terlalu sedikit atau terlalu banyak. Karena jika terlalu sedikit ZPT sering kali tidak berpengaruh dan jika terlalu banyak justru akan merusak jaringan itu sendiri.
Pemberian ZPT ada berbagsi cara diantaranya dicampur dengan media ataupun disiramkan. Namun yang perlu diperhatikan adalah konsentrasi ZPT karena pada kedua proses tersebut berbeda.
1.7 Pembungkus Sayatan
Membungkus sayatan sangat tergantung dengan media yang dipakai. Pada beberapa media yang rapuh seperti tanah maka yang perlu dilakukan adalah mengikat pembungkus terlebih dahulu yaitu bagian bawahnya dan memasukkan media yang agak basah, dirapikan dan diikat bagian atasnya. Pada media tertentu adalah menyesuaikan dengan bentuk media dan model pemasangannya.
2. Mencangkok batang Tak Berkayu
Mencangkok batang tak berkayu umumnya dengan memanfaatkan luka tanaman dengan memberi media tumbuh pada luka tanaman. Luka tanaman tersebut diharapkan akan menghasilkan akar. Untuk melukai tanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara, pada papaya dimanfaatkan patahan dari cabang, pada dieffenbachia(sri rejeki) diadakan goresan pada ruas tanaman. Pada tanaman salak dengan memanfaatkan pangkal tunas tanaman. Yaitu pada tunas pohon salak diberi media tumbuh dan tanpa penyayatan.
3. Waktu Mencangkok
Banyak orang mencangkok dilakukan pada musim penghujan agar menghemat penyiraman dan menghindari stress tanaman karena kering. Padahal musim hujan maupun musim kemarau sebenarnya bukanlah masalah. Kedua musim itu dapat digunakan untuk mencangkok, walaupun keduanya ada kelebihan dan kekurangannya. Bila kita mencangkoknya pada awal musim hujan, dalam musim itu juga cangkokan telah jadi dan dapat ditanam. Bila menangkok pada musim kemarau, memang kita harus rajin menyiraminya agar kelembapan media tetap terjaga. Tapai lazimnya cangkokan pada musim kemarau lebih cepat terjadi, karena pada saat ini pertumbuhan akar sedang aktif.
4 Sarana Mencangkok
4.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam mencangkok adalah sangat sederhana dan tidak perlu biaya mahal. Diantaranya yaitu pisau, dan tali. Pisau yang digunakan adalah pisau yang sederhana tapi tajam. Tajam pisau sangat perlu karena agar goresan halus, rapi bersih dan tidak perlu mengulang-ulang. Tali yang digunakan adalah tali yang memungkinkan dapat bertahan sampai cangkokan siap diambil.
4.2. Media
Media yang digunakan dalam mencangkok adalah banyak sekali macamnya. Biasanya seseorang memilih media karena hasil yang didapatkan. Dalam pemilihan media hindari penggunaan tanah yang masih mentah. Ini karena pada tanah yang seperti itu, mudah kering dan mengeras dan hanya memiliki sedikit nutrisi dan dapat mematahkan cabang. Media yang digunakan antara lain adalah mos(akar tanaman), bubuk sabut kelapa, pupuk kandang, pupuk kompos, lumut. Jenis media sangat menentukan hasil pencangkokan karena perbedaan nutrisi.
5 Pemeliharaan Cangkokan
Pemeliharaan cangkokan yang utama adalah menjaga agar tetap lembab. Kelembapan sangat penting untuk menjaga daya tumbuh akar dan memberi makanan akar. Karena akar akan tumbuh setalah beberapa waktu penyangkokan.
Cara agar tetap lembab adalah dengan menyiram tanaman secara rutin. Caranya adalah bisa dengan menyuntikkan, dengan membuka bagian atas pembungkus dan menyiram atau dengan memberi cadangan air diatas cangkokan dengan meneteskan air tersebut.
6 Pemotongan Cangkokan
Pemotongan cangkokan biasanya dilakukan setelah 1-3 bulan setelah pencangkokan. Karena pada priode ini cangkokan telah berakar. Atau setelah akar nampak keluar dari media.
Sebelum dipotong agar cangkokan tidak kaget, maka akar yang nampak diatas media bisa dipotong agar dapat memproduksi akar yang lebih banyak. Tempat pemotongan cangkokan harus tepat dibawah pembungkus cangkokan. Agar tidak ada cabang yang kering dicangkokan yang bisa dimakan rayap. Setelah dipotong, daun cangkokan perlu dikurangi agar mengurangi penguapan. Dan tanaman siap ditanam ataupun disemaikan terlebih dahulu.

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Alat Dan Bahan
Alat :
- Pisau
- Sabuk kelapa
- Plastik
- Tali
- ZPT (Zat Pengatur Tumbuh)
- Media (kompos)
- Air
Bahan :
- Tanaman Jambu
3.2 Prosedur Kerja
  1. Bagian tanaman yang akan dicangkok dikuliti terlebih dahulu dengan lebar ± 10 cm hingga bersih, diusahakan tidak ada kambium yang tertinggal.
  2. Mengikat salah satu ujung goni (plastic) dengan tali plastik, kemudian media tanah yang sudah dicampur dengan air secukupnya diletakkan diantara
    batang dan plastik pembungkus dengan rapi. Kemudian ujung plastik
    lainnya diikat dengan tali plastik.
  3. Kemudian goni (plastic) pembungkus tersebut dilubangi secukupnya untuk menjaga kelembaban.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Dari praktikum mencangkok yang telah dilakukan ini belum ada hasil karena pada tahap ini pengamatan hasil belum dilakukan, sehingga hasil tidak tercantum untuk data dari lahan simalingkar. Sedangkan data pengamatan hasil cangkokan disekitar kampus diketahui hasilnya tumbuh bagus hingga mencapai 90% dari keseluruhan.

4.2 Pembahasan
Dari hasil yang diketahui yaitu pencangkokan disekitar kampus. Pencangkokan bukanlah hal yang mustahil untuk dikerjakan. Hanya saja butuh parawatan dan pemeliharaan yang bagus. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pencangkokan tanaman adalah : (1) waktu mencangkok, sebaiknya pada musim hujan karena tidak perlu melakukan penyiraman berulang-ulang, (2) Memilih batang cangkok, pohon induk yang digunakan adalah yang umurnya tidak terlalu tua atau terlalu muda, kuat, sehat dan subur serta banyak dan baik buahnya, (3) Pemeliharaan cangkokan, pemeliharaan sudah dianggap cukup bila media cangkokan cukup lembab sepanjang waktu.

V. KESIMPULAN

Dari hasil yang diketahui yaitu pencangkokan disekitar kampus maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Dalam hal mencangkok yang perlu diperhatikan salah satunya adalah penyiraman yang rutin (dalam hal ini sangat dibutuhkan parawatan)
  2. Cangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat menghasilkan, berbeda dengan menggunakan biji (benih) pada benih atau biji membutuhkan proses yang sangat lama dan hasilnya tidak sama dengan induknya.
  3. Tumbuhan hasil cangkokan mudah roboh, karena sistem perakarannya adalah serabut, dan umurnya lebih pendek dibandingkan tumbuhan yang ditanam dari bij

VI. DAFTAR PUSTAKA


Abidin, Z. 1983. Dasar-dasar tentang Zat Pengatur Tumbuh. Bandung: Angkasa.
Anonim. 2010. Jambu Air. (www.wikipedia.com) (23 Desember 2010)
De Data. 1987. Pencangkokan Pohon Mangga. Bogor : Instituti Pertanian Bogor.
Husni, Malian. 2004. Pembiakan Vegetatif. Jakarta : PT. Gramedia.
Rochiman dan Harjadi. 1973. Pencangkokan Tanaman. Bandung : Rajawali Group.
Rochiman, K. dan Harjadi, S. S. 1973. Pembiakan Vegetatif. Bogor: Departemen
Agronomi Fakultas Pertanian IPB.
Seputra, D. D. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.
Widarto, L. 1995. Perbanyakan Tanaman dengan Biji. Setek, Cangkok, Sambung, Okulasi dan Kultur Jaringan. Jakarta: Kanisius.

3 comments: