Evaporasi atau penguapan adalah proses pertukaran
(transfer) air dari permukaan bebas (free water surface) dari muka tanah, atau
dari air yang tertahan di atas permukaan bagunan atau tanaman menjadi molekul
uap air di atmosfer.
Proses ini sebenarnya terdiri dari dua kejadian yang
saling berkelanjutan yaitu :
a.Interface
Evaporation : yaitu proses pertukaran air di permukaan menjadi uap air di
permukaan (interface) yang besarnya tergantung dari energi dalam yang tersimpan
(stored energy)
b.Vertical
Vapor Transfer : yaitu perpindahan lapisan udara yang jenuh uap air dari
interface ke lapisan di atasnya, dan hal ini bila memungkinkan proses penguapan
akan berjalan terus. Transfer ini dipengaruhi oleh kecepatan angin, topografi
dan iklim lokal. Disamping itu penguapan juga dipengaruhi oleh kelembaban
udara, tekanan udara, kedalaman air dan
kualitas air.
Soil
Evaporasi adalah penguapan yang terjadi dari permukaan tanah tanpa ada tanaman
di atasnya (bare soil).
Menghitung Evaporasi
Didalam analisa mendapatkan besarnya evaporasi
dibedakan menjadi dua yaitu evaporasi dari permukaan air bebas dan evaporasi
dari permukaan tanah.
a. Evaporasi
dari permukaan air bebas
Pada
dasarnya evaporasi terjadi karena perbedaan tekanan uap dari udara pada permukaan
air dan dari udara di atasnya.
Perumusan dasarnya (Dalton) adalah sebagai berikut :
E=C(ew-ea)f(u)
dimana :
E = evaporasi dari permukaan air (open water)
C = koefisien tergantung dari tekanan barometer
u = kecepatan angin
ew = tekanan uap jenuh muka air danau
ea = tekanan uap udara di atasnya
Kedalaman
air juga mempengaruhi evaporasi, karena untuk menaikkan temperatur air yang
mempunyai lapisan tebal (dalam) lebih banyak diperlukan panas dari pada yang
mempunyai lapisan tipis (dangkal). Untuk penyinaran matahari yang sama maka
akan lebih banyak menaikkan temperatur air yang dangkal dari pada yang dalam,
hingga evaporasi pada air yang dangkal lebih banyak.
2. Neraca
Air (water Budget)
Perhitungan evaporasi dengan cara ini
disebut juga dengan storage equation approach, yaitu dengan menarik suatu
keseimbangan yang tetap pada semua air yang masuk dan meninggalkan daerah
aliran (catchmen, drainage basin).
Bila hujan jatuh di daerah aliran
dan dapat diukur, kemudian aliran yang terjadi akibat hujan tersebut pada suatu
titik pengamatan (check point/out let) juga dapat diukur, maka yang menyebabkan
tidak sama antara besarnya hujan yang jatuh dengan besarnya aliran yang terjadi
ada tiga, yaitu :
• Perubahan
storage dalam daerah aliran, salah satunya adalah danau atau air tanah (aquifer).
• Perbadaan
dalam aliran air tanah yang masuk dan keluar dari daerah aliran.
•Karena
evaporasi dan transpirasi.
• Perubahan
storage dalam daerah aliran, salah satunya adalah danau atau air tanah (aquifer).
• Perbadaan
dalam aliran air tanah yang masuk dan keluar dari daerah aliran.
•Karena
evaporasi dan transpirasi.
Persamaan
storage secara umum adalah sebagai berikut :
E=P+Si±Wo+So+∆S
dimana :
E =
evaporasi
P = total
persipitasi
Si = surface
inflow (kalau ada)
GWo = ground
water out flow
So = surface
out flow
ΔS =
perubahan storage dipermukaan dan dibawah permukaan (sub surface)
Semua
besaran dinyatakan dalam mm. Yang sulit dari cara ini adalah pengukuran keluar
masuknya air tanah hingga ketelitiannya jauh pengukuran keluar masuknya air
tanah hingga ketelitiannya jauh berbeda dengan pengukuran lainnya.
3. Pemakaian
alat dilapangan
Besarnya evaporasi dapat diukur
dilapangan dengan memasang alat pengukur evaporasi yaitu atmometer atau pan
evaporasi. Atmometer adalah alat pengukuran evaporasi yang kecil yang biasa
dipakai dalam stasiun meteorologi. Hasilnya bukan data evaluasi absolut, akan
tetapi memberikan perbandingan.
Ada tiga type atmometer yaitu type
Piche, type Livingston dan type Bellani. Pengukuran evaporasi dengan pan banyak
dilakukan dengan di lapangan (dalam stasiun meteorologi).Banyak jenis pan yang
dipakai diantaranya class A Pan Evaporation, Sunken Pan dengan type Colorado,
Young dan BPI, serta Floating Pan.
a. Class a
Pan evaporation
Merupakan pan yang terbuat dari
logam diletakkan di atas permukaan tanah pada susunan kayu setinggi 6 in.
Tinggi pan 10 in dengan diameter 4 feet yang di dalamnya diisi air dengan ketinggian
sesuai dengan standard ukur di dalamnya (Gambar 4.1) yang mempunyai ketinggian
7 in – 8 in. Besarnya evaporasi adalah dengan melihat perubahan tinggi muka air
terhadap tinggi standard ukurnya.
Besarnya evaporasi di pan bukan merupakan besarnya evaporasi
yang sebenarnya (actual evaporation) tetapi masih harus dikalikan
dengan koefisien pan yang harganya lebih kecil dari satu. Hal
ini disebabkan karena kemampuan menyimpan panas berbeda antara
pan dan danau, juga terjadi pertukaran panas antara pan dengan
tanah, air dan udara disekitarnya. Untuk class A evaporation
besarnya koefisien pan adalah 0,6 – 0,8.
b. Sunken
Pan
Sejenis pan yang sebagian ditanam
masuk ke dalam tanah dengan maksud memasukkan faktor pengaruh tanah terhadap
penguapan. Ada tiga jenis Sunken Pan yaitu, Colorado Sunken Pan yang mempunyai
penampang 3 feet persegi dan tinggi 18 in dengan koefisien pan 0,79 – 0,98.
Jenis yang kedua adalah Young
Screened Pan yaitu pan yang mempunyai diameter 2 feet dan tinggi 3 feet dengan
koefisien pan 0,91 – 0,99 (mendekati satu). Jenis yang ketiga adalah BPI pan (Bureau
of Plant Industry) yang mempunyai diameter 6 feet dan tinggi 2 feet dengan
koefisien pan 0,91 – 0,99 (mendekati satu).
c. Floating Pan
Untuk memasukkan faktor pengaruh massa
air terhadap penguapan dipakai jenis pan yang lain yaitu Floating Pan yang pada
dasarnya adalah sama dengan pan yang lain tetapi diapungkan di atas permukaan
air (danau). Pan jenis ini mempunyai koefisien 0,8.
Ada tiga
kejadian perubahan muka air di dalam pan, yaitu :
•Bila muka
air turun dari standar ukur dan pada hari itu tidak terjadi hujan, maka besar evaporasi yang terjadi
di pan adalah sama dengan besarnya tinggi air yang ditambahkan dalam pan supaya
muka air mencapai tinggi standar.
•Bila muka
air turun dari standard ukur dan pada hari itu terjadi hujan, maka besar evaporasi yang terjadi di pan adalah sama dengan
besarnya tinggi air yang ditambahkan dalam pan supaya mika air mencapai tinggi
sudut standar ditambah tinggi hujan pada hari itu.
•Bila muka
air naik dari standard ukur dan pada hari itu terjadi hujan, maka besarnya evaporasi yang terjadi di pan adalah sama dengan
tinggi hujan yang terjadi hari itu dikurangi dengan tinggi air yang dibuang
dari pan supaya muka air mencapai tinggi standar.
II.
EVAPOTRANSPIRASI
Evapotranspirasi merupakan proses total dari perpindahan air ke atmosfir dari permukaan
tanah yang bervegetasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi
diantaranya adalah:
·
Ketersediaan air
·
Faktor-faktor tanaman
·
Kondisi meteorologis
Selama
ketersediaan air cukup, evapotranspirasi akan berlangsung pada laju yang
maksimum tergantung hanya pada energi yang tersedia dan pengontrolan oleh vegetasi.
1.
Ketersediaan air
Evaporasi tanah : air
dievaporasikan pada permukaan tanah pada laju yang sama dengan permukaan air
bebas selama tanah basah dan tidak dinaungi tanaman
Air tanah utk tanaman: kontribusi
evaporasi tanah terhadap total evapotranspirasi menurun sejalan dengan meningkatnya
penutupan tanaman
2.
Faktor tanaman
Tahanan dalam tanaman
: diatur oleh tahanan stomata dan
tahanan stomata dipengaruhi oleh suhu daun, cahaya,potensi air dan perbedaan
tekanan uap
Pengaruh penutupan tanaman:
- tanaman yang ditanam dalam barisan biasanya tidak menutupi permukaan
tanah sepenuhnya
- Sebelum tanaman menutup permukaan tanah sepenuhnya,arah barisan
tanaman dapat mempengaruhi evapotranspirasi
- Banyaknya bagian permukaan tanah yang tertutup tanaman menentukan perbandingan
antara evaporasi langsung dari tanah dan transpirasi dari tanaman
Pengaruh tinggi tanaman: makin
tinggi tanaman makin kuat pengaruh angin yang memberikan energi bagi tarikan
air
Pengaruh
morfologi tanaman:
·
Jenis daun : daun lebar lebih banyak mentranspirasikan
air daripada daun jarum
·
Ukuran daun: daun yang lebih lebar lebih
banyak mentranspirasikan air daripada daun
berukuran sempit
·
Daun dapat juga dilapisi dengan lilin, bulu
halus, duri
·
Daun memiliki berbagai warna
3. Kondisi meteorologis
Kondisi cuaca sangat menentukan laju evapotranspirasi dan sebaliknya
evapotranspirasi mempengaruhi iklim. Jumlah terbesar dari energi yang digunakan
pada evapotranspirasi disediakan hamper seluruhnya dari dua sumber: energi
radiasi dan energi dari udara yang lebih panas daripada permukaan tanaman
Radiasi neto adalah sumber
energi utama untuk evapotranspirasi, karena itu radiasi netto berbanding lurus
dengan laju evapotranspirasi. Adveksi
panas terasa adalah perpindahan energy dalam arah horizontal. Waktu
tanah basah hamper semua energi dari radiasi neto digunakan untuk panas laten,
jika tanah menjadi kering hanya sedikit radiasi netto untuk panas laten,
mulailah terbentuk panas terasa. Jika panas terasa ini bertiup diatas permukaan
basah maka akan terjadi evapotranspirasi.
Angin memindahkan uap air
ke udara yang lebih kering sehingga laju penguapan menjadi cepat. Angin juga
menjadi alat memindahkan panas terasa dari daerah kering ke daerah
lembab/basah. Kelembaban udara.
Kalau udara jenuh (penuhuap) evaporasi tidak akan terjadi. Laju evaporasi akan
meningkat jika ada perbedaan kelembaban yang besar antara permukaan tanaman dan
udara
Suhu udara. Makin tinggi suhu
(baik udaramaupun permukaan tanaman) makin tinggi juga laju evaporasi.
Pendugaan
Evaporasi/Evapotranspirasi
a. Metode
Hidrologi/neraca air
PI + ?SW ±
Ro –D – ET = 0
PI =
presipitasi/irigasi
Ro = runoff
D =
drainase/perkolasi
SW= storage
water/air yang tersedia dalam tanah
b. Metode
Klimatologi
i.
Rumus-rumus berdasarkan suhu udara
* Metode
Thornthwaite
* Metode
Blanney Criddle
ii.
Rumus-rumus berdasarkan radiasi surya
* Metode
Regresi
* Metode
Penman
* Metode
Penmann yang dimodifikasi oleh Monteith
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletemakasih artikelnya
Deletethanks artikenya sangat membantu.
ReplyDelete