Pengertian (dari Society of American Foresters):
Biodiversitas mengacu pada macam dan kelimpahan spesies, komposisi genetiknya,
dan komunitas, ekosistem dan bentang alam di mana mereka berada.
Definisi yang lain menyatakan bahwa biodiversitas sebagai
diversitas kehidupan dalam semua bentuknya, dan pada semua level organisasi.
Dalam semua bentuknya menyatakan bahwa biodiversitas mencakup tumbuhan,
binatang, jamur, bakteri dam mikroorganisme yang lain. Semua level organisasi
menunjukkan bahwa biodiversitas mengacu pada diversitas gen, speses dan
ekosistem.
Diversitas genetik mencakup variasi dalam material genetik,
seperti gen dan khromosom. Diversitas spesies (taksonomi) kebanyakan
diintepretasikan sebagai variasi di antara dan di dalam spesies (termasuk
spesies manusia), mencakup variasi satuan taksonomi seperti filum, famili,
genus dsb.
Diversitas genetik merupakan titik awal dalam memahami
dimensi dari isu biodiversitas, tetapi pada level spesies dan ekosistem bidang
kehutanan memiliki pengaruh besar.
Diversitas ekosistem atau bahkan dinamakan diversitas
biogeografik berkaitan dengan variasi di dalam wilayah (region) biogeografik,
bentang alam (landscape) dan habitat. Kita harus menyadari bahwa
biodiversitas selalu peduli dengan variabilitas makhluk hidup dalam area atau
wilayah yang spesifik.
Belum semua aspek biodiversitas sudah diberikan nama. Masih
terdapat banyak bentuk variasi, seperti variasi musiman, variasi non-genetik
disebabkan oleh pengaruh lingkungan (variasi fenotipik). Juga terdapat variasi
karena perbedaan di antara fase kehidupan (diversitas ontogenik) dan mode
kehidupan (diversitas kultural). Namun, tiga bentuk diversitas tersebut di atas boleh
dikatakan merupakan dimensi biodiversitas yang utama.
Biodiversitas juga mengacu pada macam
struktur ekologi, fungsi atau proses pada semua level di atas. Biodiversitas
terjadi pada skala spasial yang mulai dari tingkat lokal ke regional dan
global.
Biodiversitas dapat pula dikelompokkan
ke dalam: diversitas komposisional, struktural dan fungsi
- Diversitas komposisional mencakup apa yang dikenal dengan diversitas spesies termasuk diversitas genetik dan ekosistem. Menjaga diversitas genetik sangat penting bagi eksistensi diversitas spesies, sedangkan menjaga diversitas ekosistem penting untuk menyediakan habitat yang diperlukan untuk mengonservasi berbagai spesies.
- Diversitas struktural berkaitan dengan susunan spasial unit-unit fisik. Pada level tegakan, diversitas struktural dapat dikarakterisasi dengan jumlah strata dalam hutan, misalnya kanopi tumbuhan utama, subkanopi, semak, tumbuhan herba. Pada level bentang alam, diversitas struktural dapat diukur dengan distribusi kelas-kelas umur pada suatu hutan atau susunan spasial dari ekosistem yang berbeda.
- Diversitas fungsional merupakan variasi dalam proses-proses ekologi, seperti pendauran unsur hara atau aliran energi. Ini merupakan komponen yang paling sulit untuk diukur dan dipahami.
Perlu dipahami
bahwa ketiga komponen diversitas tersebut saling berkaitan. Misalnya, perubahan
dalam diversitas komposisional dan struktural, mengakibatkan perubahan dalam
proses-proses ekologi.
Ahli ekologi
memberdakan biodiversitas pada skala spasial pada tiga kategori: alpha, beta
dan gamma . Diversitas alpha adalah diversitas di dalam suatu habitat.
Diversitas beta merupakan diversitas di antara habitat, sedangkan
diversitas gamma merupakan diversitas di antara geografi (diversitas skala geografi).
Diversitas
genetik
Diversitas
genetik terdapat dalam empat level organisasi: di antara spesies, di antara
populasi, di dalam populasi dan di dalam individu. Diversitas di antara spesies sudah cukup jelas, sungguhpun kita
sering tidak berpikir bahwa perbedaan di antara spesies sebagai manifestasi
dari diversitas genetik karena kita dapat membedakan spesies dengan mudah tanpa
mengetahui komposisi gennya.
Diversitas
genetik di antara populasi dari suatu spesies
juga sering sangat besar. Di dunia pertanian misalnya ada berbagai macam
varietas (padi, jagung), meskipun ini hasil seleksi buatan. Di spesies pohon
perbedaan antara populasi pada spesies yang sama (dikenal dengan istilah provenans) sering besar.
Dalam populasi
kebanyakan populasi alami, perbedaan genetik di antara individu sering juga
besar. Akhirnya diversitas genetik terdapat di dalam suatu individu bilamana
ada dua alel untuk gen yang sama (perbedaan konfigurasi DNA yang menduduki
lokus yang sama pada suatu khromosom).
Di masa lalu
hanya sedikit perhatian diberikan pada diversitas genetik pada populasi alami,
sungguhpun ini sangat krusial bagi kelestarian dari bentuk-bentuk biologi,
perkembangan diversitas spesies (evolusi) dan berfungsinya biosfer, ekosistem
serta komunitas biologi.
Bersarnya
diversitas di dalam suatu spesies tergantung pada jumlah individu, kisaran
penyebaran geografinya, tingkat isolasi dari populasi dan sistem genetiknya.
Peran penting juga dilakukan oleh proses-proses seleksi alami dan antropogenik,
serta juga faktor-faktor yang berpengaruh pada perubahan spasial dan temporal
pada komposisi genetik dari spesies atau populasi.
Diversitas
genetik penting bagi kemampuan spesies dan populasi beradaptasi terhadap
perubahan kondisi lingkungan dan karena itu merupakan persyaratan bagi
kelangsungan hidupnya. Pada spesies yang berkembang biak secara seksual, setiap
populasi lokal mengandung kombinasi gen tertentu. Jadi, suatu spesies merupakan kumpulan populasi
yang berbeda secara genetik satu sama lain.
Perbedaan genetik ini diwujudkan sebagai
perbedaan di antara populasi dalam sifat morfologi, fisiologi, kelakuan,
dan sejarah hidup (life history). Dengan kata lain, sifat-sifat
genetik (genotipe) mempengaruhi sifat-sifat yang diekspresikan (fenotipe).
Seleksi alami
pada awalnya bekerja pada level fenotipik, memihak kepada atau tidak
menguntungkan untuk sifat-sifat yang diekspresikan (fenotipe). Lukang gen (gene pool) – agregat total gen pada
suatu populasi pada suatu waktu, akan berubah
ketika organisme dengan fenotipe yang kompatibel dengan lingkungan akan
lebih mampu bertahan hidup dalam jangka lama dan akan berkembang biak lebih
banyak dan meneruskan gen-gennya lebih banyak pula ke generasi berikutnya.
Besarnya
diversitas genetik dalam populasi lokal sangat bervariasi. Banyak kegiatan
konservasi peduli dengan penjagaan diversitas genetik tumbuhan atau hewan.
Populasi kecil yang berbiak secara
aseksual dan terisolasi, sering memiliki diversitas genetik yang kecil di
antara individu, sedangkan pada populasi besar dan berbiak secara seksual
sering memiliki variasi yang besar. Dua faktor utama yang bertanggung kepada
jawab adanya variasi ini, yaitu cara
bereproduksi (seksual atau aseksual) dan ukuran populasi.
Cara reproduksi
Pada populasi
seksual, gen direkombinasi pada setiap generasi, menghasilkan genotipe baru.
Kebanyakan keturunan spesies seksual mewarisi separuh gennya dari induk betina
dan separuhnya lagi dari induk jantan, susunan genetiknya dengan demikian
berbeda dengan kedua induknya atau dengan individu yang lain di dalam populasi.
Adanya mutasi
yang menguntungkan, yang pada awalnya muncul pada suatu individu dapat
direkombinasi dalam kurun waktu tertentu
pada populasi seksual. Sebaliknya, keturunan individu aseksual secara genetik
identik dengan induknya. Satu-satunya sumber kombinasi gen dalam populasi
aseksual adalah mutasi (perubahan dalam material genetik yang diwariskan ke
keturunannya). Mutasi mungkin terjadi
spontan (kekeliruan dalam replikasi material genetik) atau terjadi karena
pengaruh faktor eksternal (misal radiasi dan bahan kimia tertentu). Mutasi
terjadi di dalam gen yang terdapat pada molekul DNA- deoxyribonucleic
acid.
Populasi
aseksual mengakumulasi variasi genetiknya hanya pada laju mutasi genya. Mutasi
yang menguntungkan pada individu aseksual yang berbeda tidak mungkin mengalami
rekombinasi gen dan muncul pada suatu individu seperti layaknya pada populasi
seksual. Kombinasi gen yang menguntungkan akan lebih besar pada populasi
seksual daripada populasi aseksual.
Ukuran populasi
Dalam jangka
panjang, diversitas genetik akan lebih lestari dalam populasi besar daripada
dalam populasi kecil. Melalui efek damparan genetik (genetic drift- perubahan dalam lukang gen dari suatu populasi kecil
yang berlangsung semata-mata karena proses kebetulan), suatu sifat genetik
dapat hilang dari populasi kecil dengan cepat. Sebagai contoh, populasi memiliki dua atau lebih bentuk gen
(dinamakan alel). Tergantung alel mana suatu individu mewarisi, suatu fenotipe
tertentu akan dihasilkan. Bila populasi tetap berukuran kecil dalam jangka
waktu lama, mereka mungkin kehilangan salah satu alel dari setiap gen karena
proses kebetulan. Kehilangan alel terjadi karena eror sampling. Ketika beberapa
individu kawin, mereka bertukar gen. Bayangkan awalnya separuh populasi
memiliki satu bentuk gen tertentu, dan separuhnya populasi yang lain memiliki
bentuk gen yang lain. Karena kebetulan, dalam populasi kecil pertukaran gen
dapat mengakibatkan semua individu pada generasi berikutnya memiliki alel yang
sama. Satu-satunya cara bagi
populasi ini mengadung variasi dari gen ini lagi adalah melalui mutasi gen atau
imigrasi individu dari populasi lain. Meminimalkan kehilangan diversitas
genetik pada populasi kecil merupakan problem utama yang dihadapi dalam upaya
konservasi.
Diversitas
spesies (taksonomi)
- Prokaryot :
5.500 spesies terdiri dari bakteri
- Eukaryot :
-
kerajaan
tumbuhan (plantae) : lumut-lumutan (17.000 spesies), pakuan, cycad,
konifer (750 spesies), ginko, tumbuhan berbunga (250.000 spesies),
-
kerajaan
hewan : karang (5.000 spesies), coleonterata (9.000 spesies), echinoderm
(6.100 spesies), artoprod (750.000 spesies), ikan (19.000 spesies), amfibi
(4.000 spesies), reptil (6.300 spesies), burung (9.000 spesies), mamal (4.100
spesies)
-
Prostista dan jamur: 47.000 spesies.
Diversitas ekosistem (biogeografik)
Diversitas
spesies ditentukan tidak hanya oleh jumlah spesies di dalam komunitas biologi,
misalnya kekayaan spesies (species
richness), tetapi juga oleh kelimpahan relatif individu (relative abundance) dalam komunitas. Kelimpahan spesies merupakan jumlah
individu per spesies dan kelimpahan relatif mengacu pada kemerataan distribusi
individu di antara spesies dalam suatu komunitas.
Dua komunitas
mungkin sama-sama kaya dalam spesies, tetapi berbeda dalam kelimpahan relatif.
Misalnya, dua komunitas mungkin masing-masing mengandung 10 spesies dan 500
individu, tetapi pada komunitas yang pertama
semua spesies sama-sama umum (misal, 50 individual untuk setiap
spesies), sementara pada komunias yang kedua
satu spesies secara signifikan jumlahnya lebih banyak daripada empat spesies yang lain. Maka
komunitas pertama dikatakan memiliki kelimpahan relatif yang lebih tinggi
daripada komunitas kedua.
Komponen diversitas spesies ini merespons berbeda
pada kondisi habitat yang berbeda. Suatu wilayah yang tidak memiliki variasi
habitat yang luas biasanya miskin spesies, tetapi beberapa spesies yang mampu
menduduki wilayah ini mungkin berlimpah karena kompetisi dengan spesies lain
untuk sumberdaya akan berkurang.
Tren dalam kekayaan spesies mungkin
mengindikasikan kondisi masa lalu dan sekarang dari suatu wilayah. Kontinen
antartika memiliki sedikit spesies karena lingkungannya yang keras, tetapi
pulau-pulau kecil di tengah samudra
miskin akan spesies karena sulit dicapai dari lokasi lain.
Gradien global juga berpengaruh pada kekayaan
spesies. Gradien yang paling nyata adalah garis lintang; terdapat lebih banyak
spesies di daerah tropis daripada di daerah temperit. Faktor-faktor ekologis
berperan dalam perbedaan ini. Temperatur lebih tinggi, kepastian iklim, dan
musim tumbuh yang lebih lama menciptakan habitat yang lebih kondusif sehingga
menghasilkan diversitas spesies yang lebih besar. Hutan hutan hujan yang
paling beragam, padang rumput tropis lebih beragam daripada padang rumput
temperit. Faktor lain yang berpengaruh pada kekayaan spesies pada suatu area
adalah jarak atau barier yang memisahkan area tersebut dengan sumber spesies. Probabilitas bahwa spesies akan mencapai
suatu pulau di samudra atau lembah terisolasi adalah kecil. Binatang terutama
yang tidak terbang kemungkinanannya juga kecil mencapai area seperti ini.
Berdasarkan
pengalaman tumbuhan dan hewan pada suatu wilayah berbeda dengan wilayah lain.
Mengapa terjadi ? Mengapa spesies yang sama tidak dijumpai pada suatu
wilayah meskipun kondisinya cocok untuk berkembang?
Kondisi
genografis di seluruh dunia yang memiliki kondisi lingkungkan yang sama mampu
menghasilkan tipe biota yang sama.
Situasi ini secara efektif memisahkan biosfer ke dalam biom – komunitas
ekologi yang memiliki kondisi iklim dan fitur geologi yang sama
yang mendukung spesies dengan strategi hidup dan adaptasi yang sama.
Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe bioma terestrial, ini terletak
pada beberapa tempat di bumi di mana kondisi iklim dan geologi menghasilkan
lingkungan yang mirip. Bioma hutan hujan tropis mengandung komunitas biologi
yang secara umum sama, tetapi spesiesnya
tidak sama dari satu hutan tropis ke hutan tropis yang lain. Tetapi, setiap hutan tropis akan mengandung
organisme yang secara ekologis ekuivalen, yaitu spesies berbeda tetapi memiliki siklus hidup serupa dan cara
beradaptasi yang mirip pada kondisi
lingkungan.
Penyebaran
hewan dan tumbuhan yang unik pada berbagai bioma tidak dapat hanya dijelaskan
melalui faktor iklim dan zonasi lintang. Peristiwa geologis seperti damparan kontinen dan kondisi iklim masa lalu
harus dipertimbangkan juga.
No comments:
Post a Comment